Jagung

Ada seorang lelaki tua yang berasal dari Jengka, menulis surat kepada anaknya yang menjadi tahanan di penjara tentera Jepun di Pekan kerana dituduh terlibat dalam menentang Jepun.

Bunyinya: “Hasan, bapamu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula. Siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?”

Anaknya membalas surat itu beberapa minggu kemudian. “Demi Tuhan, jangan dicangkul kebun itu, saya tanam senjata di sana,” kata si anak dalam surat itu.

Rupanya surat itu disensor oleh pihak Jepun, maka keesokan harinya setelah si bapak terima surat, datang satu platun tentera dari Pekan. Tanpa banyak bicara mereka segera ke kebun jagung dan seharian mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak menulis surat kepada anaknya.

“Hasan, setelah bapak terima suratmu, datang satu platun tentera mencari senjata di kebun jagung kita, namun tidak berhasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?”

Si anak kembali membalas surat tersebut, “Sekarang bapak mulalah menanam jagung saja, kan tanah tu sudah dicangkul oleh tentera, dan jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada mereka.”